KUNINGAN (MASS) – Rabu (19/8/2020) tampak ada kegiatan berbeda di Aula Desa Cipancur Kecamatan Kalimanggis – Kuningan. Kegiatan tersebut merupakan upaya pembinaan masyarakat Desa Cipancur sebagai lokasi Pelaksanaan Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS).
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Peremuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kuningan. Yang rencananya dilaksanakan dalam rentang waktu kurang lebih 3 minggu (10 pemaparan materi).
Dimulai pada tanggal 13 Agustus sampai dengan 2 September 2020 dengan melibatkan 4 instansi yakni STKIP Muhammadiyah Kuningan, STIKes Muhammadiyah Kuningan, Fakultas Hukum UNIKU dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Dalam pelaksanaanya tetap mengikuti protocol kesehatan yang dianjurkan yakni dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Pada hari ini giliran Nana Sutarna, M.Pd. diminta untuk menjadi narasumber. Nana yang merupakan Dosen Tetap PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan diminta memberi materi tentang Penguatan Peran Orang tua, Guru, Tenaga Kependidikan dan Masyarakat dalam mengoptimalkan Perlindungan anak.
Hadir pada kegiatan tersebut sebagai sasaran program yakni unsur BPD, Karang Taruna, TP PKK Desa, Guru SD dan PATBM.
Dalam penyampaiannya, pria yang juga merupakan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengungkapkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada rentang waktu Januari -April 2019 kekerasan pada anak didominasi oleh perundungan atau bullying berupa kekerasan fisik, psikis dan kekerasan seksual, mirisnya 67% diantaranya terjadi pada jenjang sekolah dasar.
Bentuk kekerasan atau bullying pada anak terbagi menjadi 4 jenis yakni kekerasan fisik, kekerasan verbal, kekerasan sosial dan cyberbullying. Ungkap Nana.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa efek negative dari anak korban kekerasan/ bullying sangat fatal diantaranya kegelisahan, kesedihan dan depresi.
Mengatasi permasalahan ini tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, perlu adanya kerjasama baik dari orang tua, pihak sekolah, masyarakat bahkan pemerintah. Ini penting karena anak adalah investasi dan harapan besar setiap orang tua.
Harus dipastikan bahwa proses anak menggapai cita-citanya mesti terbebas dari ancaman kekerasan, intimidasi dan eksploitasi.
Di tempat terpisah, Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan, Nanan Abdul Manan, M.Pd. menyambut baik kegiatan tersebut.
Pihaknya mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Peremuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kuningan.
Sinergitas yang dibangun antara Pemerintah dan Lembaga-Lembaga Pendidikan diharapkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di masyarakat.
“STKIP Muhammadiyah siap untuk memberikan segala potensi yang kami miliki untuk masyarakat luas,” ujarnya. (agus).