KUNINGAN (Mass) – Berdasarkan hasil survei yang dirilis Klinik Research dan Konsultan (KRK), sebanyak 65 persen capaian kinerja pemerintah dinilai kurang memuaskan. Prosentase itu didapat dari sebaran sample sebanyak 10.341 responden di sejumlah titik Kabupaten Kuningan.
Tak hanya soal kinerja pemerintah, lembaga survei ini juga melihat berapa tingkat elektabilitas dan popularitas setiap bakal calon bupati yang muncul di Kabupaten Kuningan.
“KRK melakukan survei terkait Pilkada 2018 di Kabupaten Kuningan. Jumlah sample yang disurvei yakni 10.341 responden dengan waktu pelaksanaan survei selama 2 bulan dari April-Mei 2017,” ucap Direktur KRK Dr Novi Satria Praja MPd saat menyampaikan rilis hasil lembaga survey nya kepada awak media, Senin (5/6).
Dikatakan, metode survei itu sendiri menggunakan multi stage random sampling dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dengan titik sebar survey di 32 kecamatan dan 376 desa. Survei ini pun, bukan permintaan atau pesanan dari partai politik maupun dari calon bupati yang sudah bermunculan.
“Akan tetapi, survei ini bersifat independen,” tandasnya.
Pihaknya juga membeberkan, bahwa sosok tokoh sesuai untuk memimpin Kabupaten Kuningan kedepan, urutan pertama masih dipegang oleh Bupati Kuningan yaitu H Acep Purnama SH MH sebesar 39,2 persen. Urutan kedua yakni H Udin Kusnaedi SE MSi sebesar 9,3 persen, disusul urutan ketiga Mamat Robby Suganda SSos MAP 9,2 persen, lalu H Dudy Pamuji SE MSi sebesar 5,8 persen dan urutan kelima Muhammad Ridho Suganda SH yakni 4,5 persen.
“Sedangkan calon lainnya seperti Dede Sembada, Toto Taufikurohman Kosim, Ujang Kosasih, Rana Suparman, Toto Suharto, Yosa Oktora Santono dan calon yang lain dan sudah bermunculan, tingkat pemilihnya dibawah 4 persen,” sebutnya.
Meskipun popularitas H Acep Purnama SH MH urutan pertama lanjutnya, terkait kinerja itu hasil survei menyebutkan bahwa 65,4 persen masyarakat Kuningan menyatakan bahwa hasil pembangunan kurang memuaskan, lalu 29,9 persen memuaskan dan 4,5 persen sangat memuaskan.
“Untuk persoalan paling utama yang menjadi mengganggu yaitu 43,3 persen masyarakat menginginkan infrastruktur yang bagus terutama jalan raya, lalu 21,7 persen menginginkan birokrasi yang bagus, dan 9,9 persen untuk pelayanan kesehatan yang bagus, kemudian 7,4 persen mengenai pertanian, sebanyak 5,3 persen pendidikan, serta 5,2 persen air bersih dan lainnya. Untuk kondisi yang diharapkan, 67,7 persen masyarakat menginginkan tidak susah cari uang, kemudian 8,6 persen pemerintah bersih dari korupsi, akses jalan 5,5 persen, birokrasi lebih mudah 4,6 persen, pertanian 3,0 persen, pelayanan kesehatan 2,8 persen, air bersih terjangkau 2,3 persen, pendidikan merata 2,1 persen,” bebernya lagi.
Namun data yang cukup mencengangkan kata Novi Satria Praja, yakni masyarakat yang tidak mengetahui tentang pelaksanaan Pilkada sebesar 49,8 persen, selebihnya yakni sebesar 50,2 persen tahu soal pelaksanaan Pilkada. Sedangkan masyarakat yang mengetahui sosok Bakal Calon Bupati Kuningan kedepan sebesar 58,7 persen, yang belum mengetahui sebesar 41,3 persen.
“Sosok pemimpin yang diharapkan berdasarkan hasil survei yaitu pengusaha 31,9 persen, akademisi 21,4 persen, birokrat 17,6 persen, politisi 16,8 persen. Pertimbangan dalam memilih, yang paling dominan yaitu visi misi calon 58,2 persen, citra calon 20,3 persen dan kesamaan agama 18,3 persen,” pungkasnya. (andri)