CIREBON (MASS) – Ada yang berbeda dari Lintas Kampus Berkelakar (Linkar) ke 2 kali ini. Pasalnya, kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (5/3/2020) oleh IMK wilayah Cirebon tersebut, diisi oleh 3 mantan ketua umum dari 3 periode sebelumnya, Nursyamsu S Pd yang menjabat di periode 2015-2016, Jaelani Sidik SH yang menjabat pada periode 2016-2017, serta Afrian Gani S Pd yang menjabat pada 2017-2018.
Kepala Bidang Pengemmbangan Minat dan Bakat (PKMB) M Robi Zaenal sebagai penggagas kegiatan menjelaskan acara tersebut bertujuan atas dasar menyambung silaturahmi antar kampus di Cirebon. Dengan mengusung tema ‘Reinterpretasi Adagium Runtut Raut Sauyunan dalam Pusaran Zaman’ , kegiatan dilaksanakan di Kampus IAIN Cirebon, setelah sebelumnya dilaksanakan di kampus yang berbeda.
“Acara ini digagas atas dasar keinginan untuk menyambung silaturrahim antar anggota IMK yang mempunyai latar belakang dari berbagai kampus yang ada di Cirebon,” ujarnya membukadiskusi.
Pemateri Afrian Gani menuturkan adagium Runtut Raut Sauyunan haruslah berdiri setingkat lebih di atas slogan, ia mesti dimanifestasikan dalam segala perbuatan.
Pernyataan tersebut diafirmasi oleh pemateri selanjutnya yakni Jaelani Sidik yang menyebutkan adagium tersebut secara historis sangat berkaitan dengan kosmologi orang sunda.
“Sebagai orang sunda, kita akan selalu lebih kuat ketika bersatu. Juga sebagai sebuah adagium, rasanya runtut raut sauyunan adalah turunan dari adagium bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” terangnya.
Hal tersebut dikuatkan pemateri Nursyamsu yang menyebutkan hal-hal untuk mencapai makna runtut raut sauyunan adalah persoalan manajemen diri. Sebab hal itu merupakan hal yang akan berpengaruh pada setiap aspek kehidupan.
Acara berjalan sangat dinamus, sebab diskusi berjalan dua arah antara peserta dan pemateri. Selain anggota, hadir juga alumni yang membuat diskusi semakin menarik.
Salah satu anggota tahun 2019, Maul mengaku senang berada di organisasi dengan arah kekaluagaan yang hangat. Dirinya mengaku tidak merasakan kesenjangan dan senoritas, semuanya berbaur.
“Sebagai anggota baru, rasanya momentum saya merasakan makna runtut raut sauyunan adalah ketika pertama kali menyambangi sekretariat IMK, disambut dengan hangat oleh pengurus. Seolah tidak ada sekat antara junior dengan senior. Harapannya, semoga ada momentum-momentum yang membuat saya merasakan kembali makna runtut raut sauyunan,”ujarnya. (eki)