KUNINGAN (MASS)- Plt Kadinkes Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti MM menyebutkan terjadi penambahan jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Kuningan. Hal ini menyusul ditetapkan lima orang menjadi PDP atau pasien dalam pangawasan dan 9 ODP.
“Untuk yang PDP dan ODP itu adalah penumpang travel Grand Max yang pulang pada Senin dini hari. Awalnya ada lima orang yang suhunya diatas 38 derajat dan langsung dirujuk RS Linggarjati. Namun, karena hanya demam maka oleh pihak RS dipulangkan,” ujar Susi kepada wartawan.
Pihaknya pasca kejadian itu langsung koordinasi dengan pihak Puskesmas, dan terdata lima orang itu tersebar di Puskesmas Luragung ada 2, Puskesmas Cidahu 1 dan Puskesmas Manggari 2. Tadi pagi satu orang dari Luragung di rujuk ke RS KMC dengan keluhan batuk, panas, dan pilek.
Kondisi itu membuat tim Covid -19 dr Uun langsung mengkonfirmasi KMC dan setelah dilakukan pemeriksaan, maka orang tersebut PDP dan langsung di rujuk RSUD 45 Kuningan, sehingga empat orang yang lainnya yang awalnya demam adalah ODP menjadi PDP.
“Sedangkan yang empat orang sudah kita pantau di rumah saja dan mereka melakukan isolasi mandiri dan kalau ada apa-apa langsung kita rujuk ke RSUD 45,” jelasnya.
Sementara yang sembilan orang terus dipantua dan melakukan isolasi mandiri karena statusnya ODP. Susi menyebutkan meski ada penambaahan jumlah ODP dan PDP, namun pihak belum bisa mengupdate data hari ini. Pasalnya, data yang dibagikan kepada wartawan harus sudah jelas baik NIK dan tempat tinggal.
Pada kesempatan itu juga Susi menerangkan, kenapa pihaknya tidak memasukan data yang 50 ribu perantau ke ODP, karena pihakya kesulitan mendata identitas dan alamat lengkap, sehingga saat di posko yang dihitung adalah jumlahnya saja.
“Kita sudah koordinasi dengan Pak Camat untuk dapat berkoordinasi dengan desa, kadus dan RT/RW mendata kembali secara resmi. Nanti datanya kita olah dan mudah-mudahan datanya tidak sebesar itu ODPnya, karena yang datang itu tidak semua perantau. Sebab, ada yang bolak-balik Cirebon kita tidak masukan,” dalihnya.
Ditempat yang sama Kepala Pelaksana BPBD Agus Mauludin mengaku meski ada maklumat dari gubernur terkait perantau adalah ODP. Pihaknya tidak mau memasukan data tersebut karena tidak ada keterangan yang pasti dari tim medis.
“Kalau perantau dimasukan ke ODP tentu akan membuat secara psikoligis mereka terganggu. Padahal tidak semua datang dari zona merah,” jelasnya.
Sekadar mengingatkan pada saat vicon Covid-9 dengan gubernur, bupati memprediksi jumlah perantau yang datang adalah mencapai 50 ribu. Dengan begitu secara otomatis mengacu kepada maklumat adalah ODP.
Sementara itu, untuk data covid dari Dinas Kesehatan diluar jumlah yang 14 adalah positif 1, PDP 4 dan ODP 241 orang. Jumlah ODP tidak 50 ribu karena alasanya seperti yang disebutkan diatas meski secara maklumat gubernur perantau yang 50 ribu adalah ODP. (agus)